"Everyday is a brand new start"

15 March 2015

Bukan dimudahkan, tapi dicintakan

Qari Deden Muhammad Makhyaruddin
Pernah dulu suatu waktu, seseorang bertemu ustaz Deden M. Makhyaruddin alhafiz dalam sebuah acara. Di akhir acara dia berkata, "ustaz, doakan agar dimudahkan dalam menghafal". Dengan santun beliau menjawab, "Bukan dimudahkan, tapi dicintakan, kalau sudah cinta insyaAllah jadi mudah".

Kenalkan, ustaz Deden M. Makhyaruddin. Seorang hafiz yang mengharumkan nama Indonesia apabila berjaya menjadi juara dalam Musabaqah Tahfiz, Tajwid, dan Tafsir Al-Quran (MTQ) Internasional.

Sedikit sebanyak kisah Ustaz Deden ini menjadi motivasi dan inspirasi.

Di bawah ini, saya tuliskan antara "motivasi tahfiz" dari ustaz Deden (telah ditukar ke Bahasa Malaysia). Semoga kita semua diberi kekuatan dan istiqamah oleh Allah untuk menghafal Al-Quran. 

Jatuh Bangun

Ibarat mendaki bukit untuk menggapai hidup, tak semestinya penghafal Al-Quran patah semangat kerana sering jatuh, setiap ada lupa, lelah, atau masalah lainnya. Untuk membuat kualiti, seringkali Allah menjadikan seseorang jatuh dulu. Seandainya Allah telah takdirkan seribu kali jatuh untuk kemudian menjadi hafal, maka setiap kali jatuh, mestinya ia senang, bahkan akan berharap jatuhnya sesering mungkin, karena bererti, dengan itu, takdir jatuhnya akan cepat habis, dan akan segera sampai pada tujuan. Sebaliknya, semakin menghindar dari jatuh, atau tak bangkit setelah jatuh, maka tujuan itu semakin jauh dan menjadi mustahil.

Husnu dzon dan Positif!

Adakalanya menghafal satu ayat saja perlukan waktu yang lama. Itu bukan kerana ayatnya sulit, tapi kerana ayat itu rindu pada kita. Ia betah, dan ingin sangat berlama-lama dengan kita. Berbahagialah, kerana saat-saat dirindui ayat itu, sebenarnya, adalah saat-saat terindah dalam menghafal Al-Qur'an.

Al-Quran dan Iman

Menghafal Al-Quran dengan iman. Setiap hafal satu ayat, maka iman pun bertambah. Dan setiap lupa satu ayat, berkuranglah iman itu.

Kalau kita menghafal Al-Quran, lalu berusaha menaklukannya dengan kecerdasan, maka hanya akan membuat otak kita lelah. Yang harus kita lakukan adalah menguatkan iman, dan membersihkan hati, niscaya Al-Quran datangi kita berikan ketenangan dan kebahagiaan. Ia pun betah berlama-lama dengan kita. InsyaAllah...


Bila dan Bila....

Target penghafal Al-Qur'an yang ahlullah itu bukan bila saya khatam, tapi bila saya dapat bergantung total kepada Allah, bila saya termasuk muttaqin, bila saya termasuk orang-orang yang khusyuk, bila saya mampu membaca sepenuh hati, bila saya mampu menjadi pribadi yang berakhlak Al-Quran seperti Rasulullah Saw..

Masa bersama Kekasih

Hampir semua penghafal Al-Quran menginginkan cepat menghafalnya. Padahal, lama dan sebentar itu hanya perasaan manusia. Seseorang yang sedang bersama kekasihnya, seharian, maka rasanya hanya beberapa minit saja. Tapi, bila sedang bersama musuh, hanya beberapa minit saja, serasa berjam-jam. Al-Qur'an adalah kekasih sejati kita, bukan musuh kita.


Credit : Tahfiz Motivation
Istiqamah Muroja'ah

Bagaimana seseorang akan diamanahi sesuatu, jika amanah al-qur'an yg dia hafal saja tak dapat dijaga.

Cara mensyukuri nikmat hafalan adalah menjaganya dengan memperbanyak muroja'ah. Tahukah anda, syukur adalah penyebab utama bertambahnya nikmat? Kalau anda ingin hafalannya bertambah, syukuri hafalan yang ada, bukan mengabaikannya.

Prestasi seorang hafiz, bukan pada seberapa banyak ayat dan cepatnya menghafal, tapi pada kelancaran, kekuatan dan kesetiaannya menjaga Al-Qur'an. Namun, bersamaan dengan itu, sebenarnya, Al-Qur'an boleh dihafal dalam sekali lihat saja. 

Susah?


Alhamdulillah... sejak Allah izinkan saya mengikuti kelas tahfiz anjuran masjid UIA, tidak dapat tidak, saya harus menghafal minima 5 safhah seminggu. Saya akui, ujian menghafal Al-Quran itu sangat mencabar. Kesibukan pelajaran dan aktiviti-aktiviti lain terkadang mengurangkan kelancaran bahkan menambahkan debaran. Hakikatnya, mungkin iman yang berkurang.


Debaran melampau ketika tasmi' dan sedikit pembetulan tajwid oleh ustazah menyebabkan saya banyak lupa. Berbeza jika ditasmi' ketika tenang dan selepas muroja'ah yang berterusan. Antara lain, jika ayat difahami dengan baik, insyaAllah hafalan juga akan baik.


Banyak yang saya pelajari dari teman-teman hafazan lebih-lebih lagi yang berbangsa Arab. Mereka yang hafizah 30 juz kebanyakannya dari pelajar engineering atau selain Islamic studies. Saya agak malu di situ.


Percayalah, kita semua tidak pernah terlewat untuk menghafal Al-Quran. Tawaran menjadi 'keluarga Allah' sentiasa terbuka. Tinggal kita yang berusaha untuk menyertainya.


Kata Ustaz Deden lagi :


"Dekat dengan Al-Qur'an itu menenangkan hati. Kalau sudah sering baca, hafal, dan mengulang hafalan, tapi tidak tenang-tenang juga, bererti belum dekat."


" Dan kami turunkan Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman." (Surah al-Isra:82)


Akhir qalam, tolong doakan saya yang lemah ini untuk terus istiqamah mencintai, menjaga dan mengamalkan Al-Quran.

#IIUM15032015



Share:

1 comment:

  1. betul sekali...yg penting cinta dan setia dg qur an, kekuatan hafalan dan mutqin

    ReplyDelete


Siti Zulaikha binti Mokhtar. Shaklee Dustributor.

Popular Posts

"umi, kami selongkar dunia maya
dan temukan catatan umi di sana"



"Cita-cita ku adalah menginspirasi jutaan orang
meski mereka tak mengenalku,
biarlah Allah yang menilai kerja-kerjaku"

Categories