Suasana menghafaz Al-Quran antara suasana kesukaan saya. Syukur pada Allah yang mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat pencinta Al-Quran.
Sejujurnya, saya akui kebanyakan teman Indonesia sangat komited menghafaz Al-Quran dan berjaya menyelesaikan 30 juz sebelum bergraduasi. Hari-hari mereka dipenuhi dengan tilawah 1 juz sehari atau menghafaz atau muroja'ah di masjid.
Semoga Allah meletakkan saya dalam kalangan mereka.
Bagi mereka yang sedang mencari inspirasi menghafaz Al-Quran, saya cadangkan antum menonton youtube 'Traveler with the Quran - (musafir maa' Al-Quran)' : sebuah rancangan yang dihoskan oleh Sheikh Fahad Al-Kandari yang memaparkan kehidupan penghafaz Al-Quran di seluruh negara.
Jangan lupa untuk mengambil pelajaran dan ilmu dari keluarga huffaz. Antara tokoh yang saya kagumi adalah pemilik pesantren di Indonesia, Ustaz Yusuf Mansur dan Ustaz Aagym.
Jangan lupa untuk mengambil pelajaran dan ilmu dari keluarga huffaz. Antara tokoh yang saya kagumi adalah pemilik pesantren di Indonesia, Ustaz Yusuf Mansur dan Ustaz Aagym.
Di bawah ini saya ringkaskan artikel 'Menghafaz Al-Quran', tulisan Dr Yusuf Al-Qardhawi. Mudah-mudahan kita beroleh manfaat besar dan berusaha menjaga etika sebagai keluarga Al-Quran.
Sabda Rasulullah SAW tentang keluarga Al-Quran:
“Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. Beliau ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Ahli Al-Quran, mereka adalah keluarga Allah Saw dan orang-orang dekat-Nya” (Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasai dalam “ Al Kubra”)
Selalu Bersama Al Quran
Di antara etika itu adalah: selalu bersama Al Quran, sehingga Al Quran tidak hilang dari ingatannya. Iaitu dengan terus membacanya dari hafazannya, atau dengan membaca mushaf, atau juga dengan mendengarkan pembaca yang bagus, dari radio atau kaset rakaman para qari yang terkenal.
Dari Ibnu Umar r.a.: bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Perumpamaan orang yang hafaz Al Quran adalah seperti pemilik unta yang terikat, jika ia terus menjaganya maka ia dapat terus memegangnya, dan jika ia lepaskan maka ia akan segera hilang.” (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Mas`ud r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Amat buruk orang yang berkata: “Aku telah melupakan hafazan ayat ini dan ayat itu, namun sebenarnya ia dilupakan. Terus ulang-ulanglah hafazan Al Quran, kerana ia lebih cepat pergi dari dada manusia, dari perginya unta dari ikatannya” -Al Lu’lu wa al Marjaan (453)
Tidak pantas bagi seorang Muslim yang memiliki perbendaharaan hafazan Al Quran yang amat berharga ini menyia-nyiakannya, hingga hilang darinya. -ustaz Deden
Berakhlaq dengan Akhlaq Al-Quran
Orang yang menghafaz Al-Quran hendaklah berakhlak dengan akhlak Al-Quran. Seperti Nabi Muhammad Saw. Aisyah r.a. pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab:
“Akhlak Nabi Saw adalah Al-Quran” (Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam Shalat al Musafirin)
Penghafaz Al-Quran harus menjadi kaca yang padanya orang dapat melihat aqidah Al-Quran, nilai-nilainya, etika-etikanya, dan akhlaknya, dan agar ia membaca Al-Quran dan ayat-ayat itu sesuai dengan perilakunya, bukannya ia membaca Al-Quran namun ayat-ayat Al Quran melaknatnya iaitu apabila dia mengharamkan apa yang dihalalkan Al-Quran dan menghalalkan apa yang diharamkan Al-Quran.
Seorang zahid yang terkenal; Fudhail bin `Iyadh, berkata:
'Pembawa (penghafaz) Al-Quran adalah pembawa bendera Islam, maka ia tidak boleh bermain-main bersama orang-orang yang senang bermain, tidak lupa diri bersama orang yang lupa diri dan tidak bercanda bersama orang yang bercanda, sebagai bentuk penghormatan terhadap hak Al-Quran.'
'Pembawa (penghafaz) Al-Quran adalah pembawa bendera Islam, maka ia tidak boleh bermain-main bersama orang-orang yang senang bermain, tidak lupa diri bersama orang yang lupa diri dan tidak bercanda bersama orang yang bercanda, sebagai bentuk penghormatan terhadap hak Al-Quran.'
Ikhlas dalam Mempelajari Al-Quran
Para pengkaji dan penghafaz Al-Quran harus mengikhlaskan niatnya, dan mencari keredhaan Allah SWT semata, dan hanya untuk Allah SWT ia mempelajari dan mengajarkan Al Quran itu, tidak untuk bersikap riak di hadapan manusia, juga tidak untuk mencari dunia.
Imam Al Qurthubi menulis dalam pembukaan tafsirnya “ Bab Tahzir Ahli Al Quran wa al Ilmi min Ar Riya wa Ghairihi” ia berkata, Allah SWT berfirman:
Imam Al Qurthubi menulis dalam pembukaan tafsirnya “ Bab Tahzir Ahli Al Quran wa al Ilmi min Ar Riya wa Ghairihi” ia berkata, Allah SWT berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (An Nisaa: 36).
Dan Allah SWT berfirman:
Dan Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al Kahfi: 110)
Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw bahwa beliau bersabda:
“Siapa yang mencari ilmu bukan kerana Allah –atau ia bertujuan bukan untuk Allah—maka bersiap-siaplah ia menempati tempatnya di neraka” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam muqaddimah sunannya (258), Tirmizi dalam al Ilmu (2657). Dan ia berkata: hadits ini hasan gharib, keduanya dari Ibnu Umar.)
Tilawah, hafaz dan bersama-sama kita beramal dengan Al-Quran, inshaAllah. Firman Allah SWT maksudnya:
"Allah akan menambah petunjuk bagi orang-orang yang menurut jalan petunjuk."
(Surah Maryam:76)
#IIUMASJID
0 comments:
Post a Comment