Ralit sungguh si budak A itu memerhatikan budak B yang sedang asyik mewarna. Budak B tersedar.
“Siapa nama awak?”
“Mohd Khairuddin”
“Ooo”
Sekelip mata, mereka menjadi teman.
Peristiwa di masjid itu membuat saya malu dengan diri sendiri. Seorang budak yang belum pun memahami hakikat ukhuwah telah mendahului saya melaksanakan sunnah Rasulullah.
Rasulullah saw. bersabda,
"Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah temannya, lalu disuguhkan kepadanya makanan, ia tidak mahu memakannya; dan seorang laki-laki yang bersama-sama dengan laki-laki lain dalam perjalanan, tetapi ia tidak menanyakan namanya dan nama orang tuanya." (HR. Ad-Dailami)
*******************************************************
Si kecil itu hanya memerhatikan kami sambil tersenyum. Saya membalas senyumannya.
“Adik buat apa dengan kawan-kawan kat surau ni?”
“Kami selalu berkumpul kat sini kak..”
[Biasalah..budak2 kalau dah jumpa tempat luas macam ni, main kejar2 la jawabnye…(n_n) ] fikir saya.
“Kami gotong-royong bersih surau kak..ada masa free kami baca yasin sama2”
Termalu dengan zhon sendiri.
Menisbahkan pada diri ini. Terkebelakang lagi kali ini.Dalam bersahabat kerana Ilahi.
Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para Nabi dan syuhada’, tetapi para Nabi dan Syuhada’ iri hati pada mereka. “Ketika ditanya oleh para sahabat, Rosulullah saw menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling kunjung karena Allah“. (HR. Tirmidzi).
Oh indahnya bersahabat kerana Allah!
Perjalanan kita begitu jauh
Bertemu duri-duri di setiap perhentian
Namun itulah yang perlu ditempuhi
Demi mengejar sinar di hujung destinasi
Barangkali kita terlupa
Di setiap perhentian dihadiahkanNya teman
Hadirnya diiringi kalimat-kalimat indah
Menjadi penyejuk penenenang di hati
Bisa menguatkan langkah perjalanan bertemu rabbi
Wahai teman,
Aku mencintaimu
Mencintaimu kerana Ilahi…
Pernah suatu ketika seorang sahabat Rasulullah SAW menyatakan rasa cintanya kepada baginda. Kali pertama dia menyatakan cintanya, Rasulullah diam. Kali kedua, Rasulullah juga diam. Kali ketiga, baginda masih diam. Kemudian barulah Rasulullah SAW menyatakan bahawa jika sahabat itu benar-benar mencintainya, bersedialah menghadapi ujian dan cabaran.
Aku mengerti,
Yang terlafaz belum tentu terpatri
Dan cinta kita itu pasti diuji
Namun kan kuterus bisikkan doa rabithah hati
Moga kukuh dan utuh penyatuan cinta kita
Demi Ilahi....
[Ku tuju khas buat teman-teman yang mengenaliku…jzkllh untuk segalanya..]
[kondisi kini: Merindui ahli-ahli bait! (*_*)]
sayang kamu!!!~~~~ :-)
ReplyDelete